Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong - Hallo semua selamat datang di blog Samgong, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi bermanfaat didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan
Artikel Berita Heboh,
Artikel Ilmu Pengetahuan,
Artikel Misteri,
Artikel Motivasi, yang kami sajikan ini dapat anda pahami. Baiklah, selamat membaca.
Judul : Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong
link : Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong
Judul : Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong
link : Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong
Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong

Saya yakin sebagian besar para pembaca seword pasti pernah nonton Film Red Cliff, film yang dirilis 2 kali ini menuai decak kagum dan pujian bagi para penontonnya.
Film ini dirilis tahun 2008 dan juga 2009, film ini dipenuhi dengan adegan penuh intrik pertarungan dunia militer, dunia politik, pertarungan ilmu pengetahuan, pertarungan mental dan masih banyak lagi.
Pada umumnya film ini secara jelas menyajikan pertarungan antara Cao cao (Perdana Menteri ), Shu Ge Liang (ahli strategi perang) dan juga Zhou Yu (Ahli militer), dan sebenarnya pertarungan ini merupakan intrik dari Cao Cao untuk mendapatkan sebuah kekuasaan dan juga wanita. Wanita yang dimaksud adalah Xiao Ciao (istri Zhou Yu yang disukai Cao Cao). Untuk lebih lengkapnya para pembaca seword bisa melihat filmnya sendiri kalau belum lihat hehehe. Film nya bagus kok
Pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit review sedikit film Red Cliff

Pada gambar diatas, salah satu jenderal dari pihak Zhou Yu mengatakan bahwa Cao Cao memakai cara yang licik dalam peperangan. Apakah itu?
Jadi di dalam film itu pihak pasukan Cao Cao mengalami wabah penyakit yang menular ke sebagian besar pasukan (penyebaran epidemi). Cao Cao sebagai Perdana Menteri tidak menguburkan atau mengkremasi mayat yang ada tetapi dengan liciknya memilih mengirimkan mayat-mayat pasukannya ke daerah musuh menggunakan perahu agar musuh juga tertular penyakit dari pasukannya (penyebaran epidemi).
Tolong dicatat : TIDAK MENGKUBURKAN MAYAT.
Jadi mayat dijadikan mainan ternyata tidak hanya di dalam pilkada DKI, mungkin saja pihak yang mempermainkan mayat terinspirasi dari Cao Cao didalam film Red Cliff hahaha. Cara yang amat amat licik.

Di dalam gambar di atas diceritakan bahwa salah satu jenderal Zhou Yu mengusulkan bahwa mayat dikirimkan kembali saja ke pihak musuh agar pihak musuh mengalami dampaknya juga, ada juga yang mengusulkan bahwa mayat ditenggelamkan di laut saja untuk makan ikan. Namun Zhou Yu memilih memperlakukan mayat-mayat dengan cara yang baik dengan cara menguburkannya, sebelum akhirnya Zhu Ge Liang menyarankan agar mayat dibakar atau dikremasi demi mencegah penyebaran epidemi. Hal ini menjadikan sebuah gambaran jelas bahwa Zhou yu meskipun di dalam situasi peperangan tapi tidak melupakan etika, tidak melupakan penghormatan kepada nyawa musuh, tidak melupakan sisi kemanusiaan. Sangat berbeda dengan Cao Cao yang sangat ambisius demi meraih kekuasaan dengan melakukan segala cara.
Tapi di dunia ini, akan selalu ada kontradiksi. Akan selalu saja ada pihak waras dan pihak tidak waras, pihak benar dan pihak salah, pihak baik dan pihak buruk. Kewarasan tidak akan pernah bersanding dengan kegilaan, kebenaran juga tidak akan bersanding dengan kesalahan.

Nah kalau penjelasan gambar diatas, situasinya pasukan Cao Cao sedang mengalami krisis juga karena penyebaran epidemi di pihak Cao Cao juga tidak terbendung. Kemudian salah satu jenderal pihak Zhou Yu mengusulkan untuk menyerang Cao Cao saja. Tapi Zhou Yu justru berpegang pada keadilan, dia ingin perang yang adil, adu strategi, adu mental, adu kekuatan, adu ketangkasan, adu pengetahuan dan lain-lain
Disini mengingatkan kita aksi 212 dan aksi 411, dimana salah satu pihak (Ahok) dihajar habis-habisan dengan segala cara agar mati dalam perang bahkan kalau bisa agar tidak ikut berperang karena kemampuannya yang menakutkan bagi lawan. Namun apa yang terjadi sekarang? Bahkan ketika Ahok dihajar sedemikian rupa agar mati dalam medan peperangan, setelah peperangan pun Ahok masih dihajar dengan aksi yang berkelanjutan, yang terbaru adalah aksi 5 Mei kemarin.
Adilkah peperangan ini?
Pembaca yang waras tahu lah siapa yang mirip pihak Zhou Yu dan siapa yang mirip pihak Cao Cao.Yang sangat disayangkan adalah strategi ini terbukti memenangi peperangan di Pilkada Jakarta, seorang Ahok yang bahkan didukung puluhan milyar oleh uang bantuan rakyat pun dipaksa tersingkir dengan cara yang menyakitkan.Dan sebagai rakyat kedepan kita semua harus memberikan kepercayaan penuh kepada pemerintahan Anies-Sandi.
Namun bangsa ini harus berbenah, harus evaluasi. Bahkan peperangan yang harus saling membunuh pun masih menggunakan tata cara dan etika, apalagi jika hanya soal perebutan kursi Gubernur. Kedepan Indonesia harus semakin baik, hapuskan cara-cara kotor dalam upaya meraih kekuasaan. Dan kita tandai berakhirnya cara-cara kotor itu dengan kemenangan Anies-Sandi.
Sudah saatnya negeri ini melahirkan sosok-sosok dengan mental politisi etis, politikus yang tidak pernah melupakan aturan main dan etika. Sudah saatnya bangsa ini melepaskan diri dari kubangan para politisi praktis, yang selalu berpikir dan menerapkan segala cara demi meraih kekuasaan.
Semoga Pilpres 2019 adalah pertarungan program, pertarungan kemampuan, pertarungan 2 sosok terbaik anak ibu pertiwi. Bukan pertarungan fitnah, intimidasi, ancaman, hegemoni dan permainan-permainan kotor lainnya.
Salam Revolusi Mental Poker Online
Sampai di sini dulu Artikel Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong
Sekianlah artikel Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong kali ini, kami berharap bisa memberi manfaat untuk teman-teman semua. Terima kasih, jangan lupa baca postingan lainnya.
Anda saat ini sedang membaca artikel Sekilas Info | Berakhirnya Pilkada DKI dan Potensi Peperangan Pilpres 2019, Akankah Mayat Kembali Menang dari Rakyat? | Autoblog Samgong dengan alamat link https://samgong212.blogspot.com/2017/05/sekilas-info-berakhirnya-pilkada-dki.html